Selasa, 07 Mei 2013

KETUAAN? BUKAN MASALAH

Perlu dipahami sebelumnya, "ketuaan" yang dimaksud di sini bukan lah ketuaan dalam arti sebenarnya atau arti yang berhubungan dengan fisik. Ketuaan yang dimaksud adalah orang yang memiliki cara berpikir jauh lebih dewasa dari usianya atau lebih dewasa dibandingkan dengan teman sebayanya. Sebagian orang menyebutnya dengan "dewasa sebelum usia/waktunya". Padahal, istilah "dewasa sebelum waktunya" dalam hal pola pikir adalah istilah yang salah. Karena, belum pernah ada patokan usia yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menentukan tingkat kedewasaan seseorang. Pada kenyataannya kita seringkali menjumpai orang-orang dengan usia yang kita pikir seharusnya sudah dewasa, tetapi justru pola pikirnya tidak jauh berbeda dengan remaja yang jiwanya masih labil.

Hal ini dikarenakan kedewasaan itu merupakan suatu hal yang kita dapatkan melalui suatu proses yang cepat atau lambatnya kita sendiri yang menetukan atau memilih. Kebanyakan kedewasaan itu kita dapatkan dari pelajaran yang kita peroleh berdasarkan pengalaman hidup sendiri, kisah hidup orang lain atau dari nasehat-nasehat yang kita dengar. Sehingga, bukan hal aneh ketika kita menjumpai suatu keadaan dimana seseorang dengan usia yang jauh lebih muda justru mampu berpikir dan mengambil keputusan lebih baik dari orang yang usianya jauh di atasnya.

Kita tentunya sering mendengar jawaban "Ah, kamu sok tua" atau "Ah, kamu mikirnya ketuaan". Atau mungkin juga jawaban "Ah, buat apa dipikirkan? Kita masih muda, jadi nikmati saja dulu". Jawaban itu sering kita dengar apabila seseorang diberi nasehat oleh teman sebayanya atau orang yang lebih muda. Terkadang jawaban itu cukup ampuh untuk membuat sang penasehat menjadi minder dan berpikir kembali jika ingin menasehatinya lagi. 

Sebenarnya, jawaban terakhir tidak sepenuhnya salah apabila yang dimaksud adalah tidak perlu mencemaskan hal-hal buruk yang mungkin bisa terjadi di masa depan. Namun apabila yang dimaksud adalah tidak perlu merencanakan masa depan sejak dini, itu adalah salah. Kita boleh saja masih berusia muda, tetapi kita harus sudah memiliki visi yang jelas untuk masa depan hidup kita. Visi itu lah yang nantinya akan menjadi motivasi bagi kita dalam mengarungi kehidupan. Bukan kah menyenangkan jika dalam usia muda sudah mampu meraih kesuksesan?

Menjadi dewasa lebih cepat bagi kaum muda bukan lah merupakan suatu kerugian. Dengan menjadi dewasa tidak akan serta merta merampas kesempatan kita untuk menikmati masa muda. Justru kedewasaan yang menjadikan masa muda kita menjadi lebih berharga. Kedewasaan kita pula yang menghindarkan masa muda kita dari kesia-siaan yang nantinya bisa mengantarkan kita pada hidup yang penuh dengan penyesalan. Kedewasaan justru membawa banyak keuntungan, di antaranya :

1. Kondisi Emosi yang Lebih Stabil

Seseorang yang telah dewasa biasanya lebih mampu mengontrol emosinya, sehingga dinamika kehidupan masa muda yang tidak menentu tidak terlalu mempengaruhinya. Dia tidak dengan mudah menuruti gejolak jiwa mudanya yang menggelegak. Saat seharusnya sedih ia mampu bersabar, saat seharusnya marah ia mampu menahan diri, bahkan saat senang pun dia tetap menyikapinya dengan wajar. Simple nya, dia tidak "lebay". Sehingga, sepintas akan terlihat hidupnya tidak pernah dirundung masalah. Selalu terlihat menyenangkan yang mana itu akan menularkan energi positif kepada orang lain.

2. Kehidupan Cinta yang Kondusif

Kehidupan remaja atau kaum muda tidak bisa lepas dari yang namanya percintaan. Karena, pada masa ini lah manusia mulai mengenal rasa cinta kapada lawan jenisnya. Orang yang dewasa biasanya lebih bisa berpikir jernih dan memiliki kemampuan menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah yang mumpuni. Sehingga masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan cintanya dapat terselesaikan dengan baik. Dia tidak dengan mudah mengikuti perasaan atau emosi sesaat yang justru bisa merusak hubungan asmaranya. Dia akan lebih mendahulukan logika berpikir positif yang bisa mengantarkannya pada pemecahan masalah.

3. Berguna bagi Orang Lain

Karena kemampuannya dalam menyelesaikan masalah, tidak jarang orang-orang seperti ini dimintai pendapat atau saran oleh orang lain. Orang-orang akan lebih sering meminta nasehat atau pencerahan untuk masalah rumit yang sedang dihadapi. Dengan begitu, akan timbul rasa bangga di dalam hatinya karena menjadi bermanfaat untuk orang lain. Sehingga, lambat laun kepercayaan dirinya akan semakin meningkat. Sedangkan, rasa percaya diri merupakan salah satu syarat mutlak yang dibutuhkan untuk mendapatkan kehidupan yang bahagia.

4. Masa Depan yang Lebih Menjanjikan

Orang yang dewasa tidak suka menghabiskan waktunya dalam kesia-siaan. Ia akan selalu berusaha melakukan hal-hal yang lebih berguna. Ia akan membuang semua kebiasaan atau prilaku buruk yang dapat merusak masa depannya. Orang yang dewasa rela mengorbankan buaian rasa malas demi menyongsong masa depan yang lebih baik. Orang yang dewasa juga identik dengan rasa tanggung jawab, yang mana itu mengharuskannya memiliki visi dan rencana yang jelas untuk masa depannya. Jadi, kemungkinan kehidupan masa depan yang terjamin lebih besar.

Jadi, buat apa takut menjadi lebih dewasa? Mari menjadi DEWASA!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar