Malam ini
malam yang spesial karena saya mendapatkan 2 klien sekaligus. Hebatnya lagi
mereka berkonsultasi nyaris dalam waktu yang bersamaan. Berikut kira-kira
percakapan antara saya dengan klien.
A = klien
B = admin
B = admin
A = sedang apa?
B = sedang
dalam perjalanan. Kenapa?
A = tidak
apa-apa. Hehe
B = saya
kira kamu mau curhat.
A =
sebenarnya memang begitu.
B = kalau begitu silahkan curhat.
A = tapi
jangan dipublikasikan ya?
B = aku
publikasikan tapi tanpa menyebutkan nama. Bagaimana?
A = serius
jangan menggunakan nama ku ya? Nama samaran saja. Takutnya dibaca oleh orang
yang kita kenal.
B = tenang
saja. Aku di sini menggunakan istilah klien.
A = pacar ku
sering tidak mengirimiku pesan hingga sehari penuh. Sedih. Sering aku tanyakan,
jawabannya selalu membuat aku percaya begitu saja dan aku tidak marah sekalipun
tadinya aku ingin marah. Tetapi yang membuatku sedih itu jika tidak ada teman
untuk saling SMS, aku pasti memikirkan dia terus. Tetapi jika aku saling SMS
dengan teman pria ku, aku tidak mengkhawatirkannya. Dia tidak mengirimiku pesan
sehari penuh pun tak mengapa. Bagaimana sebenarnya aku ini? Aku ini benar-benar
cinta atau tidak ya padanya? Apa sifatku itu muncul karena merasa dia terlalu
mementingkan pekerjaannya dibanding aku? Aku bingung.
B = itu lah
efek buruk dari pacaran. Kita menjadi
ketergantungan. Kita menjadi terlalu berharap pada seseorang. Aku sendiri
sampai sekarang belum tahu apa tujuan atau esensi sebenarnya dari pacaran itu.
Jadi kamu harus tahu dulu apa tujuan dari kamu pacaran.
A = ya untuk
menikah. Terus hidup bersama selamanya. Tapi aku kurang yakin dengan hubungan
kami.
B = mengapa
tidak yakin?
A = banyak
wanita di sekitarnya cantik-cantik dan seksi-seksi dan sering mengobrol
dengannya. Pria mana yang tidak melirik?
B = jika
memang kamu pacaran ingin belajar menjadi istrinya, berarti kamu juga harus
belajar memberi kepercayaan padanya. Belajar lah jadi istri yang sesungguhnya.
A = iya, aku
belajar buat percaya kepadanya. Tapi bukan berarti dari tadi siang sampai
sekarang aku tidak dikirimi pesan juga kan? Sakit kalau harus memaksakan hati
untuk percaya dan sabar, sedangkan dia sehari penuh tidak ada waktu untukku.
B = apakah
dalam berpacaran ada aturan yang mengatakan bahwa kita harus saling mengirimi
pesan singkat setiap hari? Tidak ada kan peraturan yang mewajibkan seperti itu?
A = memang iya. Tetapi sebagai pacarnya aku kan
ingin tahu dia sedang apa. Aku tidah butuh berbalas mengirimi pesan terlalu
lama. Kalau memang sibuk, cukup berkata “ aku di sini yang, sedang sibuk”,
sudah.aku pasti tidak akan khawatir lagi dan berusaha percaya saja. Sering aku
berkata seperti itu kepadanya. Jika dia tidak mengirimi ku pesan singkat
seperti ini, kepalaku penuh dengan tanda tanya, gelisah, khawatir, was-was,
pokoknya lengkap lah. Terus aku harus bagaimana? Cuek?
B = kamu
tahu apa alasannya dia tidak mengirimimu pesan singkat?
A = tidak.
B = kalau
begitu kamu harus cari tahu dulu alasannya dia tidak mengirimimu pesan singkat.
Ada asap ada apinya lho.
A = itulah
permasalahannya. Dia tidak membalas pesan singkatku. Bagaimana caranya aku bisa
tahu? Apa aku harus menunggu sampai besok? Sedangkan malam ini perasaanku sudah
kacau. Apakah dia tidak tahu bahwa aku mengkhawatirkannya? Takut dia melakukan
hal yang tidak-tidak atau terjadi apa-apa
padanya. Apa berlebihan jika seseorang mengkhawatirkan pacarnya? Tidak kan?
B =
mengkhawatirkan itu tidak berlebihan. Hanya caramu mengkhawatirkannya yang
berlebihan. Coba pikirkan! Apakah dengan mengkhawatirkannya itu akan menjamin
dia akan baik-baik saja? Tidak bukan? Sebesar apapun energi yang kamu gunakan
untuk mengkhawatirkannya tidak akan pernah bisa merubah takdir apapun. Lagi pula
kamu tidak tahu seperti apa posisi dia sekarang. Aku yakin kamu belum tentu
bisa melakukan hal seperti yang sedang kamu inginkan sekarang jika kamu berada
dalam posisinya sekarang.
A = khawatir
itu sudah bawaan sejak pertama pacaran. Jadi aku harus bagaimana? Apa maksudnya
aku egois?
B = percaya
saja lah padanya. Berikan dia ruang gerak. Kalau egois, aku juga tidak tahu. Yang
pasti kamu melihat masalah hany dari satu sisi.
A = pernah
aku coba untuk diam. Tetapi jujur, itu justru membuatku berusaha melupakan dia.
Tapi akan aku coba lagi. Terimakasih atas sarannya Mr. J***, dkk.
B = jangan
sampai dilupakan. Berikan dia sedikit kebebasan. Jika kamu khawatir cukup berdo’a
saja kepada Tuhan yang terbaik untuknya. Percaya saja dia sedang melakukan
hal-hal baik di sana.
A = ok deh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar